Terimakasih sebelumnya kepada rekan-rekan WH Project yang banyak berdikusi dengan saya, baik lewat LINE@, Telegram, maupun Facebook. Semua diskusi kita adalah bahan belajar baru bagi saya.
Nah, baru-baru ini saya mendapat banyak pertanyaan mengenai reverse stock, karena saham-saham grup Bakrie akan melakukan ini. Tidak cuma menanyakan reverse stock, stock split pun saya diminta jelaskan. So, dalam postingan ini saya akan jelaskan sesederhana mungkin agar menambah wawasan pembaca sekalian.
Perlu diingat sebelumnya, reverse maupun split tidak akan merubah nilai saham Anda. Misalnya Anda punya saham di harga 100 sebanyak 100 lot maka nilai saham Anda 100 x 100 x 100 = 1.000.000. Lalu katakanlah saham Anda kemudian split dan harganya setelah split menjadi 10, maka nilai kepemilikan saham Anda tetap 1.000.000, caranya?
Katakanlah rasio split tadi 1:10, maka jumlah lot Anda akan dikali 10 sesuai dengan rasio yang berlaku menjadi:
10 x 1000 x 100 = 1.000.000.
Sedangkan harga saham Anda akan dibagi 10, menciut sebesar rasionya. Mudah, bukan? Ini seperti 1 lembar uang 10.000 ditukar dengan 10 lembar uang 1.000, nilainya sama-sama 10.000.
Nah, kalau reverse stock, gimana? Sama saja, tinggal dibalik ilustrasinya dari 10 lembar uang 1.000 ditukar menjadi 1 lembar uang 10.000.
Jadi, pengaruhnya di harga ya, pak?
Yes! Stock split mengecilkan harga, dimana reverse stock membesarkan harga. Sekarang kita akan bahas pengaruhnya terhadap harga saham sebelum split/reverse.
Silakan dicatat atau di-screen shoot biar tidak lupa.
Jika split, harga saham akan dinaikkan dahulu. Jika reverse, harga saham akan diturunkan dahulu.
Kok begitu?
Agar mudah memahami ini, saya akan menjelaskan dari sudut pandang jika yang terjadi adalah reverse.
Let’s say, saham harga 100 akan reverse, katakanlah harganya akan menjadi 1.000. Anda yang sudah punya saham ini dari harga 100 tentu saja tidak akan pusing karena tinggal menunggu sistem menyesuaikan kepemilikan saham Anda dengan rasio yang diberlakukan. Dan misalkan nanti harga saham naik, maka Anda akan tetap untung. Tapi jika Anda belum punya saham ini? Coba pikirkan, ikhlaskah Anda kalau harus beli dari harga 1.000? Itupun dengan resiko harga bisa naik dan bisa turun oleh mereka yang sudah punya saham ini sebelum reverse. Nah, sampai sini saya ingin bantu menjawab bahwa saya pribadi mungkin tidak akan beli saham ini karena sudah mahal di mata saya dan mempertimbangkan akan banyaknya aksi take profit dari para pemilik saham sebelumnya.
Supaya Anda yang belum beli bisa tertarik untuk beli, gimana? Ya, turunkan dulu harga sahamnya, supaya ketika reverse pun tidak terlihat mahal.
Dengan contoh yang sama, katakanlah harga saham diturunkan sampai mentok di 50. Nanti ketika dia reverse harganya akan menjadi 500, jauh lebih murah dan lebih ikhlas membelinya, bukan? Inilah mengapa harga saham cenderung turun sebelum reverse stock. Jika Anda mengenal baik perusahaan tersebut dan sudah tahu prospeknya, tidak ada salahnya membeli saham tersebut karena ada kemungkinan harga akan naik setelah reverse. Tapi jika tidak yakin, jangan beli. Apalah artinya membeli saham tapi tidak yakin dan tidak bisa tenang, betul?
Sekarang membahas kenapa stock split harga saham cenderung naik dahulu. Sebenarnya cuma kecenderungan yang berarti tidak selalu, bisa saja cuma sideways. Namun jika kencenderungannya naik itu bisa berati optimisme pasar terhadap saham ini. Harganya dinaikkan dulu supaya ketika split harga saham ini tidka terkesan murahan. Mudah, kan?
By the way, ada dua pertanyaan yang agak sulit saya jawab. Pertanyaannya adalah: apakah kalau reverse pasti habis itu naik? Dan apa saja sahamnya?
Sejauh yang saya tahu, sejarah reverse stock di bursa kita kurang bagus, rata-rata turun setelah reverse. Hanya saham SIPD (Sierad Produce Tbk.) yang saya tahu berhasil dan belum turun sampai hari ini. Jadi kembali saya ingatkan belilah saham yang reverse ataupun split hanya jika Anda mengenal baik perusahaan tersebut dan tahu prospeknya. Karena tidak akan pernah ada jaminan bahwa habis reverse ataupun split pasti lanjut naik.
Semoga bermanfaat dan sampai bertemu di post selanjutnya!
William Hartanto.