Hari ini, Selasa 12 Februari 2019 adalah hari yang cukup menarik bagi sebagian besar pelaku pasar. Bagaimana tidak, sebagian orang mengira IHSG akan menurun terbatas, sebagian lagi mengira akan menguat, penulis dan tim bahkan memperkirakan penurunan hanya sampai 6460 sebagai penutupan gap, namun ternyata menurun di bawahnya lagi. Memang, semua mendapat pengalaman dan ilmu baru tentang bagaimana berita bisa mengacaukan semua analisis teknikal.
Hari ini IHSG mendapat pukulan hebat, semuanya tidak lain karena adanya kabar downgrade dari sekuritas asing Credit Suisse yang menganggap bahwa saham-saham di pasar modal Indonesia sudah overbought dan perlu dilakukan penjualan. Berikut lampirannya.
Terlihat di sana ada 6 alasan, yaitu:
- Rupiah;
- Siklus Amerika Utara, dimana secara sejarah Indonesia inkonsisten dengan kondisi overweight-nya;
- Pertumbuhan ekonomi sebagai subjek untuk revisi negatif;
- Permasalahan likuiditas;
- Harga saham yang sudah premium;
- Dan overbought yang melawan sejarah.
Benarkah? Tepatkah mereka berkata demikian? Mari kita ulas bersama.
OVERBOUGHT
Istilah overbought berarti harga saham sudah memasuki fase jenuh beli. Dimana seharusnya terjadi penjualan dalam waktu dekat, baik dengan tujuan profit taking atau memang sudah antisipasi akan adanya kabar buruk. Namun mari kita kita lihat kenyataan bahwa Indonesia masih diminat investor asing sampai setidaknya sepekan yang lalu. Mereka masih nett buy, jadi, apakah benar overbought?
REAKSI YANG DIHARAPKAN
Yang penulis dan tim perhatikan dari beredarnya riset tersebut adalah, adanya tujuan membuat panik investor lokal. Hal tersebut kami dapatkan dari data perdagangan hari ini dimana IHSG menurun di atas 1%, namun nett sell asing tidak menunjukkan kepanikan, hanya sejumlah di bawah ini. Tidak sebanding bukan? Biasanya jika IHSG menurun di atas 1%, range ideal penjualan investor asing adalah 800 milyar sampai dengan di atas 1 trilyun.
Jadi, lagi-lagi yang menjadi korban adalah investor lokal.
TAMPAK KURANG PERSIAPAN, ATAU BELUM WAKTUNYA SAMPAI KE MASYARAKAT
Dengan nett sell harian yang sangat kecil ini, jelas tidak menunjukkan bahwa broker asing lainnya setuju atau ikut men-downgrade Indonesia, buktinya mereka tidak turut menjual. Dan jika melihat data perdagangan IHSG selama 6 bulan terakhir, kita dapati bagaimana asing masih sangat optimis melakukan nett buy.
Kita tahu, sejak Oktober 2018 dimana koreksi sehat IHSG berakhir, pergerakan IHSG selanjutnya sudah dikendarai oleh asing itu sendiri, sehingga dalam beberapa kasus terakhir IHSG terlihat tidak terpengaruh oleh sentimen eksternal sama sekali. Ya, karena adanya investor asing yang terus menerus nett buy ini.
KECEROBOHAN BESAR
Menurut penulis, CS telah membuat kesalahan besar yang bisa juga disebut kebodohan karena merilis downgrade ini sebelum waktunya. Maksudnya, kita suadh tahu bahwa asing masih menyimpan dananya dalam jumlah besar di IHSG (saham). Jika mereka memang dengan sengaja mau men-downgrade Indonesia dan mengusir investor-investor lokal, maka mereka idealnya menjual terlebih dahulu sekurang-kurangnya 50% dari data di atas, berarti sekitar 5T, baru rilis. Karena, sudah kebiasaan jika ada berita negatif, maka yang paling reaktif adalah ritel yang mayoritas investor lokal. Jika mereka bergerak lebih dulu, menjual saham langsung ke kiri (bid) karena mau mengamankan dana, maka investor asing tersebut tidak akan sempat mengambil keuntungan mereka dan mungkin berbalik menjadi kerugian (ingat porsi kepemilikan asing sudah lebih sedikit dari domestik).
ALASAN YANG CUKUP ABSURD
Terlihat 2 dari 6 alasan utama mereka men-downgrade Indonesia adalah karena rupiah dan perekonomian. Dimana keduanya justru menjadi pandangan positif negara luar yang ingin tetap berinvestasi secara aman. Pernah penulis sampaikan dalam Outlook bahwa stabilitas ekonomi Indonesia adalah kunci kemenangan Indonesia di kala ketidakpastian global meningkat, itu juga yang membuat mereka memindahkan dananya kemari.
MENANTI ‘PENGHAKIMAN’ PASAR
Penulis meyakini bahwa saat ini pihak dari broker CS sedang diminta pertanggungjawaban atas statement mereka, karena berbeda dari broker lainnya yang optimis. Di sisi lain, akan ada pembantahan dari Indonesia sendiri.
Kita lagi-lagi berhadapan dengan drama ekonomi, dan kali ini denga sengaja diserang langsung ke pasar modal kita. Walaupun masih ada kemungkinan CS berhasil membuktikan bahwa Indonesia memang pantas untuk di-downgrade, namun masih butuh waktu untuk para investor asing untuk keluar dulu (menjual habis karena Indonesia pantas mendapat downgrade). Artinya masih akan ada potensi kenaikan IHSG, ya, naik untuk diturunkan. Idealnya, jika Anda beli saham pastinya Anda akan menjual di harga yang lebih tinggi, betul? Nah, asing sama saja dengan Anda, mereka akan menaikkan harga saham dulu untuk berjualan, jika sudah saatnya berjualan. Dan skenario ini hanya akan terjadi jika ternyata Indonesia terbukti memang pantas di-downgrade. Jika tidak? Ya, naik lagi. Dan kemungkinan akan terjadi dalam waktu dekat.
KESIMPULAN
Jangan takut dan jangan panik. Motor penggerak IHSG adalah asing, maka perhatikan arus dana asing, apakah nett buy berubah menjadi nett sell. Jika ya, keluar dulu dari pasar, jika tidak, maka tenang saja, Anda sudah tahu rahasianya jika membaca lengkap apa yang penulis sampaikan di atas.
Apa yang dilakukan oleh broker CS saat ini masih abu-abu, apakah benar kebodohan atau memang tepat, namun menurut penulis, apa yang terjadi hari ini sangat tidak tepat dilakukan oleh mereka. Jika memang harus downgrade, timing-nya salah. Mari kita ikuti bersama perkembangan ke depannya.