Beberapa hari yang penuh ketegangan dan kesedihan bagi pelaku pasar. Swing trader merasa strateginya salah, value investor mungkin mulai mempertanyakan analisa mereka karena saham yang valuasinya murah menjasi semakin murah, dan investor ritel mungkin berharap waktu dapat diputar kembali karena salah beli saham. Ya, pasar boleh dibilang sudah memasuki crash, atau hanya image-nya saja yang terlihat crash.
Namun apapun yang terjadi, penurunan tetaplah penurunan. Penulis melihat beberapa pihak memanfaatkan momen ini untuk saling menjatuhkan, misalnya seperti menyalahkan analis yang berkata bahwa Jokowi Effect akan mengulang sejarah dan IHSG ternyata gagal menguat, atau pakar-pakar disebut sebagai amatiran. Berpendapat, boleh saja, karena siapa yang kebetulan benar memang akan dianggap hebat oleh pemula. Ya, momen ini menjadi peluang emas untuk menyatakan diri lebih baik dari siapapun. Namun kita tentu tahu saat ini bukanlah saatnya saling menjelek-jelekkan, melainkan mencari solusi.
Pertanyaan yang terbanyak penulis terima adalah “haruskah saya cut loss?”
Haruskah? Jika pertanyaannya seperti itu, maka Anda juga yang membuat jawabannya. Karena jari dan portofolio Anda tidak diatur oleh siapapun. Namun penulis pun bertanya balik, siapkah Anda?
Perlu kita ketahui penurunan IHSG saat ini sudah penuli distribusi asing, malah sudah habis jika dihitung dari awal tahun. Jadi apakah masih perlu menyalahkan asing? Menurut penulis, investor lokal adalah penyebab selanjutnya dari penurunan lanjutan ini. Karena sudah terlalu banyak diajarkan tentang pengaruh asing terhadap IHSG, maka semua aksi asing dianggap menjadi masa depan IHSG itu sendiri. Pertanyaan berikutnya adalah apakah sepanjang sejarah memang peran asing begitu besar?
Menurut penulis, justru daya dorong asing di pasar modal sudah semakin menipis. Lihat saja bagaimana porsi kepemilikan asing di pasar modal sudah semakin sedikit dibanding dengan investor lokal.
Daya dorong tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Jadi sekarang ini kemampuan mereka untuk mengatur pergerakan IHSG sudah terbatas. Jika Anda berpikir ingin cut loss saat ini, pikirkan juga kerugian Anda dibanding kesempatan untuk averaging down. Jangan terburu-buru averaging down setelah membaca artikel ini. Pastikan kondisi pasar mendukung dulu baru averaging down. Caranya adalah dengan melihat kapan pergerakan IHSg sudah sideways atau pada saat terjadinya Bandarmology Stealth Mode (materi khusus workshop Obrolan Bandar). Jika kedua kondisi sudah terpenuhhi, jangan ragu untuk beli.
Penuli tidak perlu menjatuhkan pihak manapun karena saat ini mayoritas pembuat prediksi pasar berbuat salah. Mereka berbicara berdasarkan apa yang pernah terjadi, bukan apa yang mungkin terjadi. Namun pada dasarnya yang diperlukan adalah solusi.
PEOPLE (RITEL) POWER
Penulis sangat tertarik dengan banyaknya artikel tentang people power, dimana jika rakyat bersatu maka tujuan bisa tercapai. Kebetulan ini juga menjadi salah satu perhatian pelaku pasar di bulan Mei 2019 ini.
Spontan terpikir, bagaimana dengan ritel power? Jika investor ritel bersatu, sebenarnya sangat mungkin menggerakkan IHSG hanya dengan kekuatan ritel. Ini hanya gagasan iseng penulis, yang mengeksekusi boleh siapapun, ingat bahwa kepemilikan investor lokal yang mayoritas adalah ritel sudah lebih banyak dari asing, namun sayangnya dominasi ritel masih kalah dari asing dalam pergerakan pasar.
KESIMPULAN
Selalu cari solusi dari setiap kejadian di pasar modal, bukan menyalahkan keadaan dan terbawa emosi. Anda beli saham dengan uang maka jangan gegabah karena bisa kehilangan uang!