Kabar baik! S&P mengembalikan peringkat utang Indonesia pada BBB dari sebelumnya BBB-. Artinya kini utang negara “dianggap” sehat dan layak. Well, penulis bukanlah orang yang pro dengan pemerintah, semua utang tidak baik apalagi jika bertambah terus namun jika utang tersebut berkenan di hati investor, maka sebagai pelaku pasar hendaknya kita memandang hal tersebut sebagai hal yang positif dan memberikan peluang untuk keuntungan berinvestasi.
Banyak yang mungkin tidak setuju dengan pernyataan di atas, karena utang tinggi maka risiko tinggi. Memang benar begitu cara pandangnya, dengan utang yang masih tinggi, pada dasarnya tingkat risiko tinggi dan saat ini yang membuatnya terlihat positif adalah peringkatnya. Dan kita hanya memanfaatkan sentimen dari peringkat tersebut.
Sebelumnya, Anda harus tahu bagaimana mekanisme pasar dalam menghadapi sebuah sentimen.
Pertama, apakah sentimen ini berlaku untuk pasar secara keseluruhan. Jika tidak, lewatkan, namun jika ya, maka perhatikan apakah sentimen ini menarik perhatian investor asing atau tidak. Cara mengetahuinya sangat mudah, dengan melihat ada net buy atau tidak.
Next, seperti pada tradisi selama ini, jika dana asing masuk, apakah investor lokal ikut tertarik? Seperti biasanya, yang selama ini terjadi adalah investor asing dulu baru investor lokal mendapatkan alasan untuk masuk pasar. Banyak yang sudah menjalankan hal ini dan menjadikannya semacam sebuah ilmu bahwa jika ada asing, maka pasar naik. Alasan tersebut cukup bagus dan tidak terbantahkan jika melihat peran asing memang kuat sekali di pasar modal. Sehingga jika ketiga kondisi di atas terpenuhi, maka sudah mantaplah langkah Anda sebagai investor lokal untuk masuk ke pasar sendiri. Pikiran logisnya “bule aja berani, masa gue kagak?”.
Lalu, apakah ketiga hal tersebut terjadi di pasar modal kita?
Seperti yang kita ketahui, bahwa pada perdagangan hari Jumat, 31 Mei 2019, IHSG menguat signifikan dan pada siang hari keluar berita tentang peringkat utang. Tidak nanggung, IHSG melanjutkan penguatannya sebesar 105,01 poin (+1.72%) dan membentuk full candlestick. Peringkat utang menjadi sinyal awal penguatan, namun pertanyaan umum yang sering muncul setelahnya adalah apakah sentimen ini akan berlangsung lama, atau hanya sehari saja. Terutama Anda yang mengenal baik dengan istilah sell on news pastinya memiliki kekhawatiran bahwa hari Jumat kemarin adalah sinyal untuk bersih-bersih portofolio bukan?
Baik, menggunakan ketiga indikator awal yang penulis sebutkan, Anda harusnya sedikit lebih tenang dan tidak berpikir negatif, karena rupanya peringkat utang S&P berhasil mengembalikan IHSG ke posisi semula alias optimisme pasar dari investor asing telah kembali. Perhatikan gambar di bawah ini.
Cukup jelas, bukan? Bahwa dalam sehari terjadi net buy melebihi 1T. Jika hari Jumat kemarin hanya permainan isu saja, maka net buy-nya tentu di bawah nilai ini, mungkin hanya sekitar 300M atau 500M saja. Akan terasa sekali jika kenaikan yang terjadi hanyalah kondisi hype yang dipaksakan dengan perdagangan kosong. Namun kemarin, beda.
Sudah tahu beda dan terlihat optimis, maka supaya tidak ketinggalan, maka sebaiknya Anda selaku investor lokal mulai mengikuti asing. Kata terlambat justru terjadi ketika Anda mulai membeli ketika mereka menjual, atau ketika net buy sudah hampir habis. Namun jika baru mulai net buy, seperti karakter makhluk ekonomi pada umumnya, pasti mereka ingin menjual di harga yang lebih tinggi sehingga masih ada peluang untuk kenaikan yang lebih jauh sampai waktunya mereka take profit, yaitu saat net buy berubah menjadi net sell.
Jika Anda perhatikan tren bahwa IHSG terlihat beberapa kali mengalami penurunan yang membuat Anda mengira pasar memasuki krisis, maka perhatikan juga bahwa ternyata IHSG secara bulanan masih melanjutkan penguatannya selama 10 tahun (analisa dan strategi ini sudah pernah disampaikan lebih dulu kepada member kami), dimulai dari akhir tahun 2008 hingga sekarang. Jadi, mengapa Anda tidak mengambil kesempatan? Hany ajika tren ini berakhir maka IHSG sudah memasuki krisis.
Peluang selalu ada, namun tidak semua orang bisa melihat dan mengambilnya. Anda sudah mendapatkan peluang ketiga sejak “mini crash” tahun 2015 untuk membeli saham di harga dasar, manfaatkan sebelum rally berlanjut.
Jika ditanya apakah saat ini sudah bisa buyback saham-saham yang (maaf) nyangkut, tentu penulis akan berkata boleh, karena mempertimbangkan IHSG yang baru saja bangkit dari support, maka hal tersebut sama dengan baru bangkit dari harga dasar. IHSG mencerminkan kondisi pasar secara rata-rata, sehingga kondisi “bangkit dari dasar” ini seharusnya juga berlaku pada saham. Selamat berinvestasi kembali!