Setiap tahunnya di pasar modal akan selalu ada sektor yang menjadi jagoan disertai sahamnya. Dan di saat bersamaan, sektor yang menjadi jagoan tersebut datang karena ada sektor yang ditinggalkan hingga harga sahamnya tumbang. Jadi sebenarnya ini hanya keseimbangan saja. Ibarat tahun ini orang-orang suka sektor A, besok suka sektor B, maka sektor A akan dilupakan, dan saham-sahamnya akan dijual. Hal tersebut terjadi berulang-ulang sampai akhirnya sering bermunculan investor sukses baru. Ini juga yang menjadi rahasia mengapa fund manager andalan setiap tahunnya akan berganti-ganti, karena mereka berfokus pada fundamental, dan memecah portofolionya. Jika kebetulan salah satu sektor yang dibeli mengalami penguatan maka kinerjanya akan kinclong. Jika tidak? Sudah jelas, akan menjadi fund manager yang berdiri di urutan belakang.
Pada tahun lalu, penulis Bersama dengan tim (selanjutnya disebut kami) merilis artikel sejenis dengan artikel yang saat ini sedang Anda baca, berfokus pada sektor yang akan tumbang, dan kami memilih sektor MINING. Pada waktu itu artikel tersebut sangat dibantah lantaran harga saham sektor MINING masih strong uptrend secara teknikal, dan murah secara fundamental yang kinerjanya masih bertumbuh.
Kami selalu setuju dengan pendekatan analisis teknikal dan fundamental, karena hal tersebut sudah diteorikan dan menjadi pengetahuan umum untuk menganalisis pasar. Karena itu, kami menggunakan pendekatan bandarmology setiap kali membuat artikel seperti ini, fokus kami hanya pada akumulasi/distribusi. Dan pada tahun lalu, seperti yang Anda ketahui, artikel tentang potensi tumbangnya sektor MINING menjadi kenyataan. Anda mungkin masih memiliki beberapa saham tumbang tersebut.
Tahun ini, kami menemukan sektor lainnya yang juga berpotensi tumbang, dan mungkin akan Anda bantah karena jika sektor ini tumbang maka bagaimana nasib IHSG? Namun tidak ada yang tahu, kami hanya membuat artikel ini sebagai warning saja berdasarkan akumulasi/distribusi selama setahun ini. Pada tahun 2020, hal yang sama maupun kebalikannya bisa terjadi.
Sektor tersebut adalah sektor perbankan atau FINANCE, dan secara sektoral masih ada potensi penurunan dari sektor CONSUMER dengan kondisi tertentu. Berikut kita bahas bersama di sini.
Sepanjang tahun 2019 dunia (bukan hanya Indonesia) diwarnai dengan perang dagang, dan kejadian dalam negeri yang sangat iconic yaitu pilpres, dan kita sudah tahu bersama siapa pemenangnya. Pada periode ke-2 ini, pemerintah nampak sangat mengejar investasi untuk melanjutkan pembangunan. Dan ada rencana pemindahan ibu kota dan lain-lain (Anda juga sudah mengikuti semuanya). Menurut Anda, efektifkah cara ini?
Menurut kami langkah pemerintah bagaikan pedang bermata 2, dan salah satu mata pedangnya sudah mengenai IHSG saat ini.
Kami melihat upaya meningkatkan investasi oleh pemerintah terlihat terlalu mengejar target, namun kenyataannya media justru kian membuka boroknya pemerintah Indonesia bahwa apapun usaha pemerintah Indonesia saat ini, masih kalah dari negara tetangga seperti Vietnam dan Thailand. Hal ini setidaknya membuka wawasan baru bahwa Indonesia masih banyak ketinggalan dari negara sesama negara berkembang.
Kedua, kondisi dalam negeri nampaknya memperburuk. Pada awalnya kami sangat yakin dengan potensi IHSG tidak akan terkena krisis, dan sampai hari ini masih sangat yakin, hanya saja targetnya harus diturunkan karena masih besarnya ketidakjelasan peraturan dalam negeri dan respons rakyat yang dinilai dirugikan. Hasilnya? Anda bisa melihat bagaimana net sell asing lebih besar pada saham-saham BUMN. Walaupun kami tidak pernah terfokus hanya pada investor asing, namun pada kali ini kami melihat bahwa memang ini menjadi sinyal awal. Namun ini bukanlah salah pemerintah, melainkan ketidaksabaran investor asing dalam menunggu hasil, mungkin karena sudah menunggu 5 tahun pertama.
Pada dasarnya tujuan pemerintah adalah meningkatkan investasi untuk pembangunan negara, namun mungkin karena terlalu ambisius akhirnya malah menjadi tidak menarik. Hal ini sama seperti jika Anda terlalu banyak mempromosikan sesuatu, maka orang-orang pasti malah curiga dan akan pergi.
Ketiga, adu rendah suku bunga dengan beberapa emiten justru tidak mengikuti. Kita tahu bahwa saat ini Fed dan BI sedang berlomba memangkas suku bunga. Secara teori memang benar menjadi pintu gerbang terbuka untuk investasi karena suku bunga yang diturunkan, namun lagi-lagi terganggu dengan ketidakpastian hasilnya menjadi tidak berhasil menarik investor. Nyatanya, jika memang berhasil maka saat ini tren IHSG akan seperti Dow Jones yang terus mencetak rekor baru bahkan dengan beberapa koreksi mendalam sekalipun.
Hasil dari 3 poin utama di atas sudah menjadi pengusir yang kuat untuk investor-investor besar terutama aisng dan kami cukup terkejut bahwa “serangan” net sell langsung terjadi pada saham-saham BUMN. Maka sektor perbankanlah yang paling berpotensi tumbang di tahun depan.
Dalam hal ini kami tidak mengatakan semua sektor FINANCE akan tumbang, namun hanya beberapa seperti BBRI BBNI BBTN dan BDMN yang sudah terlanjut menurun. Selain itu perhatikan juga 2 posisi bertahan terbaik BBCA dan BMRI. Kedua ini merupakan saham-saham yang masih mungkin memberikan harapan untuk Anda berinvestasi. Setidaknya sampai saat artikel ini dirilis masih mengalami akumulasi.
Secara teknikal Anda dapat melihat bahwa sektor FINANCE telah gagal bertahan pada tren 1 tahunnya, 2 support utama sudah di-breakdown maka secara teknikal pun sudah terlihat bahwa sektor ini memberikan indikasi kurang baik.
Bagaimana dengan CONSUMER? Umumnya kedua sektor saling susul menyusul, bukan?
Jika melihat secara teknikal juga, memang sektor ini pun memburuk dan mungkin menghilangkan semangat investor yang melihat chart indeksnya dulu. Karena itu kami memberikan catatan khusus bahwa yang buruk dari sektor CONSUMER dan dalam jangka pendek hanya rokok, selebihnya tidak. Anda bahkan dapat menjadikannya tabungan dividen.
Potensi penurunan sektor FINANCE mungkin tidak seberapa dengan sektor MINING tahun lalu. Maksud kami, penurunan ini justru sebaiknya dimanfaatkan, tetap perhatikan. Beda dengan sektor MINING yang “angin-anginan” yang mana bergerak hanya karena harga komoditas, sektor FINANCE bergerak karena kinerjanya, minim sentimen luar. Dan jika pada waktunya saham-saham tersebut mengalami akumulasi kembali, maka Anda sudah bisa bernapas lega karena saatnya saham-saham tersebut naik sudah akan datang.
Membuat artikel ini bukan berarti kami memberikan kepastian, sama seperti tahun lalu, kami menyatakan bahwa kami tidak ada kepetingan dengan menjelekkan sebuah sektor. Kami berbicara dari akumulasi/distribusi dan tidak menyinggung kinerja emiten. Jika Anda setuju dan memiliki pandangan yang sama dengan kami, maka Anda sudah bisa mulai berbenah portofolio dari sekarang.
Artikel ini merupakan sebagian kecil dan pembukaan dari Outlook tahunan kami. Outlook selengkapnya akan diberikan pada member, berminat? Info lebih lanjut dapat dibaca di sini.