Mengikuti berita mengenai prospek CPO dimana aksi boikot terhadap produk CPO Malaysia berpotensi memberikan dampak negatif bagi sektor ini. Harga CPO pun menurun menuju RM 2837, berdasarkan data situs MPOC.
Hal ini tentu akan selalu direspons dengan cepat oleh pelaku pasar, karena pasar memang selalu respons duluan sebelum realisasi kinerja. Ditambah dengan peran media yang turut memperparah kondisi maka sudah sewajarnya jika salah satu saham CPO jagoan mayoritas investor ritel, LSIP, menurun.
Pada gambar di atas terlihat jelas bahwa tren sudah patah, sehingga secara teknikal saja sudah cukup untuk mengatakan bahwa harga saham ini akan masuk downtrend. Kami mencoba mengecek kembali pada masa distribusi mulai terjadi adalah pada 3 Januari 2020, namun pada 9 dan 10 Januari 2020 terlihat ada perlawanan, dan berakhir pada penguatan hanya sampai 1450, dan setelah harga LSIP menurun.
Pada saat artikel ini ditulis, 20 Januari 2020, terlihat LSIP membentuk pola bullish harami, tentunya pelaku pasar akan mengharapkan adanya perbaikan arah, dan hal tersebut mungkin terjadi sesaat. Karena volume perdagangan yang sangat kecil adalah bukti bahwa tidak adanya daya beli untuk melawan arah tren, dengan kata lain LSIP sangat mungkin akan menurun lebih rendah lagi.
Kami merekomendasikan sell, support LSIP berada pada 1300 sebelum breakdown.