Mencari saham yang tepat untuk menghadapi krisis, atau mencari saham yang akan memberikan keuntungan besar setelah krisis adalah pertanyaannya yang sering kami terima memasuki bulan Februari 2020 ini. Mungkin karena kami adalah yang pertama memprediksi kejatuhan saham perbankan sehingga kami juga diminta bantuan untuk mencari jalan tengah menyelamatkan portofolio setelah atau saat krisis.
Dan dengan senang hati kami akan membantu memberikan tips. Namun Anda harus tahu dulu, bahwa strategi yang kami berikan ini mungkin hanya bisa dilakukan setelah krisis ini reda. Sedangkan jika Anda membeli saham di saat technical rebound apalagi hanya dengan mengandalkan sinyal Stochastic dan PER/PBV dari laporan keuangan Q4 tahun lalu, potensi salah analisisnya menjadi lebih besar.
Mengapa? Karena fase krisis ini baru dimulai pada bulan Februari 2020, dengan kata lain laporan keuangan tahunan sebenarnya belum mencerminkan kondisi saat ini. Misalnya, bisnis makanan mungkin masih bisa mendapatkan penjualan yang tinggi tahun lalu, karena pembelinya belum sadar bahwa keuangannya semakin seret, ilustrasi ini menjelaskan mengapa strategi yang akan kami berikan hanya berlaku setelah krisis dan tidak bisa dikombinasikan hanya dengan indikator teknikal saja.
Kuncinya adalah kombinasi fundamental dan bandarmology.
Di saat krisis, fundamental saham sekokoh apapun pasti ambles juga harga sahamnya, apalagi jika fundamentalnya tidak kokoh, betul? Karena itu untuk jaminan pertama kita harus tahu apakah fundamental saham tersebut kokoh. Biasanya kekokohan tersebut terlihat dari EPS yang bertumbuh atau setidaknya stabil selama masa krisis, jika Anda memiliki metode lain yang lebih akurat silakan dicoba.
Next, bagian dari bandarmology adalah harus ada akumulasi pada saham tersebut. Mengapa? Karena akumulasi adalah dasar dari semua analisis, terjadinya akumulasi juga dapat mengubah arah indikator khususnya yang menggunakan volume sebagai formulasinya. Jadi, kita perlu akumulasi pada saham-saham yang fundamentalnya kokoh tersebut.
Ciri-ciri akumulasi:
- Harga saham tertahan, dan mungkin tidak akan menurun lagi;
- Tren akan mulai sideways;
- Kemunculan broker yang membeli dengan nyaris tanpa menjual saham tersebut selama beberapa hari atau lebih bagus beberapa bulan.
Poin 3 adalah ilmu yang paling sering kami share yaitu broker consistency. Jika brokernya muncul terus dan membeli maka itu adalah ciri-ciri akumulasi.
Setelah menemukan saham dengan fundamental kokoh dan diakumulasi, maka Anda sudah bisa ikut beli. Mungkin Anda berpikir bahwa pada masa setelah krisis akan terjadi euforia yang mana hampir semua saham akan diakumulasi, sehingga susah mem-filter saham-saham tersebut.
Karena itu kita menggunakan aspek fundamental juga. Pada masa setelah krisis, fund manager dan investor nilai (value investor) akan mulai sibuk berbelanja, iya donk, kan saham-saham pada diskon!
Nah, merekalah yang akan melakukan akumulasi, dan Anda adalah “penunggang” mereka, Anda akan ikut akumulasi yang mereka lakukan, dan menikmati cuan ketika ritel ramai-ramai euforia.
Selesai, selamat mencoba setelah krisis.