Artikel ini ditulis saat IHSG berada pada area 4100, sudah hampir menuju 4000 dan bisa lebih parah selama sentimen Corona dan kepanikan ekonomi dunia terus diperlihatkan. Namun, sentimen tersebut memang tidak bisa dihentikan karena itulah kenyataan. Kita hanya bisa berharap pemerintah di masing-masing negara dapat segera mencari jalan keluar, dan rakyatnya bisa turut bekerjasama menuruti aturan yang diterbitkan guna memperbaiki keadaan dan menyudahi masalah.
Jika hanya sebatas mengatakan kalau tahun ini adalah peluang, maka memang benar, tapi bukan sekarang saatnya. Kami tidak membuat artikel ini dengan upaya membujuk Anda membeli saham. Kami pun sedang “ngerem” mengamati saham mana yang akan mencapai harga terendah dan akan memberikan kenaikan terbaik pada waktunya.
Lalu kapan waktunya? Nanti, jika melihat sejarah perlu sekitar 40 minggu untuk pasar memasuki masa recovery, pada artikel sebelumnya kami membuka fakta bahwa hanya dalam waktu 1 tahun Anda akan melihat recovery yang luar biasa, setelah sentimen negatif berakhir. Jadi, penentuannya adalah pada saat sentimen negatif berakhir semua. Sedangkan kita baru 2 bulan terhitung sejak bulan Februari 2020 dimana IHSG “jebol” 5940, masih terlalu dini untuk berharap “penderitaan” segera berakhir.
Sambil menunggu pasar ini, kami menambah ilmu dan pengalaman. Melihat trading halt, mempelajari aksi bandar (ternyata masih ada aja yang dibandarin), dan mempelajari strategi contrarian investing, yang akan kami share di artikel ini.
Sebelum melanjutkan, Anda kenal Warren Buffett? Well kalau tidak kenal, kebangetan. Atau Rothschild Family? Kalau Anda belum tahu, ketahuilah kalimat menarik dari mereka ini: buy when there’s blodd on the street, even if the blood is your own, dan be greedy when others are fearful and be fearful when others are greedy.
Keduanya memiliki arti yang serupa, yakni berani membeli di saat orang lain justru kabur dari pasar modal. Tapi jika disalahartikan, saat ini mungkin Anda sudah mulai membeli dan mulai kehabisan peluru untuk membeli lagi, karena Anda salah TIMING.
Contrarian investing, rupanya dijalankan oleh kedua tokoh yang kami sebutkan ini. Mengenai metodenya mungkin bisa dirangkum seperti ini:
- Melakukan aksi yang berlawanan dengan respons atas sebuah sentimen;
- Kepercayaan bahwa pasar hanya berisikan fear and greed dan kedua hal ini adalah sebuah siklus yang merupakan satu kesatuan;
- Menyadari bahwa efek dari metode ini akan memakan waktu lama, namun kemenangannya juga lama.
Hal ini akan sangat tepat dilakukan pada tahun ini, namun untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, lakukanlah pada timing yang tepat.
Apa yang pernah terjadi?
Tepat 12 bulan, pada tahun 2008 IHSG merosot sekitar 60%, setelahnya uptrend 11 tahun yang sudah sering kami sebutkan. Pada tahun 2015, terjadi mini crash yang memakan waktu 6 bulan dari April hingga September 2015.
Adakah kontrarian di saat itu? Tentu, kita kenal salah satu orangnya yaitu Lo Kheng Hong yang membeli saham MBSS dan PTRO dan cuan banyak.
Tentu saja hal yang dilakukan oleh para kontrarian adalah hal yang berisiko tinggi. Karena bisa saja saham yang sedang dibeli memang jelek dan tidak akan bagus kembali. Atau jika mereka beli saham tersebut, dan tidak tahu berapa tahun waktunya untuk saham tersebut menjadi bagus lagi di pandangan pelaku pasar lainnya.
Pertanyaannya, jika harus ditambah dengan unsur TIMING, apakah risiko ini bisa diperkecil? Jawabannya tentu bisa, dan pernah kami praktikkan pada tahun 2018 dimana banyak analis berkata bahwa sektor PROPERTY akan buruk hingga 2021, kami membeli saham SMRA di 600, dan naik hingga 1300 (tidak sempat screenshot karena waktu itu tidak terpikir untuk dijadikan cerita, maaf). Jadi dengan metode kontrarian kita percaya bahwa kebagusan suatu saham ditentukan oleh kapan emosi pelaku pasar lainnya terbentuk.
Banyak yang percaya bahwa jika di komunitas mereka, pelaku-pelaku pasarnya sudah mau muntah dengan harga saham yang turun, maka itu saatnya dia beli. Menurut kami cara menilai seperti itu sudah benar namun skala pemikirannya masih terlalu kecil.
Karena Anda perlu memandang dari sisi pasar juga. Jika memang sudah banyak orang yang pasrah dan ingin kabur dari pasar, maka volume perdagangan idealnya sudah hampir tidka kelihatan di chart. Itu tanda sudah semakin sedikit transaksi di pasar, dan itulah tandanya downtrend sudah mau berakhir.
Lalu, kapan akan jadi naik lagi?
Jawabannya adalah dari pasarnya sendiri, apakah setelah itu terjadi pembalikan arah dengan volume perdagangan yang meninggi. Jika ya, itulah tanda panic buy akan dimulai, dan menjadi awal dari kebangkitan pasar.
Tentunya apa yang kami tulis ini masih sulit dibuat imajinasinya, kami paham sekali bahwa saat ini IHSG masih menurun dan saham-saham perbankan (terutama), masih menurun dengan volume besar, berarti kepanikan belum berakhir. Apa yang kami jelaskan masih belum bisa tergambar di pikiran Anda dengan kondisi tersebut.
Namun silakan menunggu sampai penurunan reda, kami percaya bahwa setelah crash ini akan banyak lahir investor sukses yang baru.