COVID-19, menjadi sentimen pasar yang utama saat ini, sejak masuknya virus ini di Indonesia (dan seluruh negara) mulai akhir bulan Februari 2020, kita mendapati kejatuhan market yang drastis, IHSG meninggalkan level 6000 dan sempat menuju 3900.
Market crash adalah sebutan yang sangat tepat, karena kemunculan suatu sentimen yang menggegerkan dunia dan membuat pasar modal berjatuhan. Dan tentunya kita semua merasakan, saham-saham dari kelas blue chips sampai 3rd liner sekalipun akan diperlakukan seperti sampah yang harus segera dibuang. Auto rejection bawah (ARB) hampir setiap hari.
Namun sebenarnya, pasar modal itu seperti kehidupan yang memiliki 2 sisi. Jika terjadi 1 hal, akan ada 1 sisi yang mendapat efek positif dan 1 sisi yang mendapat efek negatif. Mirip seperti melempat koin, head or tail. Yang pilihannya meleset, kalah.
Nah, di saat seperti ini pun sebenarnya tetap ada peluang. Pasar modal tidak mungkin tidak memberikan peluang. Buktinya, pada gambar chart di atas, IHSG sudah menguat kembali di level 4600an, walaupun sentimen COVID-19 sejatinya belum berakhir.
Sentimen ini merusak hampir semua sektor, begitulah kata orang-orang kebanyakan. Ingat, ada kata hampir. Jadi jika kita buat permisalan 99% bisnis akan hacur, maka masih ada 1% yang akan selamat, betul? Maka mari kita cari 1%-nya.
Sebenarnya cukup mudah menemukan sektor penyelamat portofolio tersebut. Kita buat saja pandangan jarak jauh, misalnya kita semua sudah tahu jika COVID-19 tidak segera berakhir, maka pengangguran akan bertambah karena bisnis yang tertekan berpotensi bangkrut dan PHK adalah salah satu cara untuk survive. Namun seberapa parahnya ekonomi seseorang, mereka tetap makan, maka sektor CONSUMER GOODS adalah jawabannya. Dari sektor ini juga, subsektor farmasi adalah salah satu yang menjadi perhatian rakyat, karena sentimen utamanya adalah virus, manusia kembali diingatkan akan pentingnya kesehatan. Berbagai cara menjaga kesehatan akan dikejar, permintaan terhadap multivitamin meningkat.
Namun era teknologi sudah makin maju, seberapa miskin seseorang, dia tetap makan, dan tetap butuh komunikasi, maka sektor TELCO adalah jawabannya. Media juga tertolong, karena sekarang ini media bisa diakses dengan streaming pada smartphone, maka subsektor media dan perangkat keras juga termasuk.
Lihat, walaupun sentimennya buruk namun peluangnya tetap ada. Saham-saham pada sektor tersebut adalah SIDO, KLBF, KAEF, INAF, TLKM, ISAT, EXCL, ERAA, PTSN, SCMA, FREN,ICBP, HOKI, CLEO, CAMP, CMND, JPFA, CPIN.
Lantas apakah langsung membeli saham-saham tersebut? Tidak juga, tentu perlu strategi. Misalnya dengan menerapkan apa yang dijelaskan pada vlog kami di bawah ini yang memfokuskan pada adanya akumulasi terhadap saham tersebut untuk mengkonfirmasi adanya potensi penguatan.
Atau Anda bisa juga menggunakan strategi analisis fundamental sesuai pemahaman Anda sendiri, dan lainnya, misalnya menggunakan analisis teknikal sederhana untuk mencari profit jangka pendek.
Dengan demikian, seperti apapun sentimen negatifnya, separah apapun kondisinya, selalu ingat 2 sisi koin, negatif dan positif. Asal Anda bisa menemukan yang sisi positif dan menemukan strateginya, maka keuntungan ada di depan Anda.