Sebenarnya IHSG terus-terusan mengalami markup. Hal ini terlihat dari penguatan IHSG pada akhir pekan dengan net sell asing setiap hari. Bagaimana mengakali kondisi ini? Bisakah kita ambil peluang?
Sebelum itu, mari kita bahas dulu siapa asing dan perannya.
Investor asing kerpa kali dipercaya sebagai bandar utama di pasar modal, namun kami berani membantah hal tersebut karena definisi bandar saham adalah orang atau kelompok yang kemunculannya bisa menggerakkan opini orang lain dan percaya akan terjadinya suatu hal terhadap saham tersebut. Jadi bandar haruslah orang atau kelompok yang aksinya bisa meyakinkan orang bahwa harga saham akan bergerak menguat atau melemah dari aksi tersebut. Seperti influencer di dunia maya, apa yang mereka omongkan belum tentu benar, namun yang percaya banyak, karena kemampuan mereka adalah meyakinkan orang.
Peran investor asing di pasar modal Indonesia, sebenarnya adalah meyakinkan bahwa pemodal besar masih betah atau tidak untuk berinvestasi saham Indonesia. Jika masih, maka akan net buy, jika tidak, maka akan net sell. Hal ini karena sejarah berkata, saham-saham di Indonesia memang banyak dikuasai asing karena pada masa itu (hingga sekarang) kesadaran orang Indonesia untuk berinvestasi masih minim, sehingga mereka membiarkan asing mengambil alih saham, dan baru ikutan beli setelah harga saham naik.
Nah, pada saat artikel ini ditulis, berdasarkan data RTI, net sell asing secara YTD sudah mencapai 19,8T. Ini jumlah yang bukan main-main. Apa yang kiranya ingin asing tunjukkan pada kita? Jika diartikan sebagai profit taking (bahasa analis), profit-nya darimana dengan penurunan harga saham yang sudah parah begini?
Jika kami menilai dengan sudut pandang kami, selain net sell yang dilakukan pada saham-saham blue chips sendiri memang indikasi buruk, secara teknikal saja IHSG sudah menunjukkan indikasi kejatuhan. Perhatikan kembali chart IHSG di atas, lihat volume perdagangan sudah semakin berkurang. Artikel ini ditulis pada 22 April 2020 pertengahan pekan dan candlestick IHSG secara weekly menurun. Akankah penguatan ini berlanjut dengan Sell On May yang digaungkan setiap tahun? Menurut kami, agar menjadi beralasan untuk menjatuhkan pasar, maka memang di bulan IHSG sewajarnya di-markup dulu. Namun di luar dari markup tersebut sudah terlihat bahwa IHSG terus membentuk lower high dan lower low, sudah sangat menegaskan kondisi downtrend yang terjadi.
Maka, berhati-hatilah. Anda bisa tetap mengikuti momentum sesaat untuk trading, namun sebaiknya tidak buru-buru berpikir untuk hold jangka menengah – panjang. Menurut kami, pasar akan mulai priced-in pada bulan Agustus akhir. Mari kita lihat perkembangan pasar bersama.