Menjawab dari judul di atas: sudah, namun belum sepenuhnya.
Bagaimana menurut Anda?
Well, pada artikel ini kita akan mengulas bersama tentang peluang IHSG untuk kembali uptrend. Seperti yang Anda tahu, kami sudah pernah memberikan gambaran apabila pasar sudah menuju bottom pada video di bawah ini.
Disebutkan bahwa pasar yang sudah bottom akan bergerak sideways yang berarti penurunan sudah terbatas, dan siap untuk menguat kembali. Data tersebut datang dari sejarah IHSG sendiri setiap kali menghadapi masa crash. Nah, menurut Anda, apakah kenaikan kali ini sudah menegaskan bahwa pasar sudah bottom, dan IHSG tidak akan menurun kembali? Walaupun kami sudah memberikan jawabannya di atas, namun ada baiknya Anda mengerti juga sudut pandang yang kami gunakan sampai datang statement tersebut.
Pertama, adalah benar bahwa pada waktu kekhawatiran resesi berhasil menjatuhkan IHSG. Dan data GDP sudah membuktikan penurunan ekonomi yang bukan hanya Indonesia, namun sedunia melemah. Bulan Maret 2020 adalah bulan yang membuat kapok dan juga bersemangat bagi investor baru. Jika Anda adalah investor baru, Anda akan berada pada salah satu tipe tersebut.
Namun 27 Maret dan sepanjang bulan April, akhirnya IHSG memasuki sideways. Ini persis seperti yang disampaikan pada video di atas, bahwa IHSG akan memasuki masa sideways dulu sebelum memasuki penguatan. Walaupun pada awalnya meragukan, karena dalam waktu singkat IHSG bergerak lebih condong pada V-shaped recovery. Namun akhirnya terbentuk pola baru yang lebih menjanjikan. Perhatikan pada gambar di bawah ini.
Ya, pola tersebut adalah descending triangle. Yang mana pada dasarnya adalah pola segitiga yang menunjukkan kelanjutan. Jika pada awal trennya menurun, maka pola ini akan menjadi tanda kelanjutan tren menurun. Sebaliknya jika tren awalnya menguat, maka setelah pola ini penguatan berlanjut. Menariknya, mungkin V-shaped yang terbentuk sejak akhir Maret 2020 memang disengaja agar pola ini terbentuk? Who knows…
Pola descending triangle sendiri, sering disalahartikan sebagai pola menurun karena bentuknya yang lower high. Sedangkan secara bandarmology dapat diartikan sebagai akumulasi yang terkonsentrasi pada level harga yang semakin sempit, ditandai dengan support yang sama walaupun lower high. Maka pada akhirnya pola ini lebih memungkinkan untuk menjadi kelanjutan penguatan bagi IHSG. Tentunya masih perlu diawasi lagi, akumulasi dan distribusinya karena kita tahu bahwa aksi bandar dibalik chart seringkali membuat analisis teknikal menjadi salah, padahal secara teori benar.
Adapun resistance yang umum digunakan dari indikator MA yaitu MA60, pun sudah ditembus juga (garis biru pada gambar). Jadi kami menegaskan bahwa secara teknikal IHSG sudah uptrend.
Bahkan jika melihat jarak IHSG dengan gap pertama pada 4895 sudah semakin dekat, rasanya bisa kembali ke 5000, pikir para pelaku pasar lainnya.
Lantas, buy? Kami yakin sekali tentunya, bahwa sebagian besar pembaca adalah yang sudah memiliki saham-saham blue chips pada portofolionya. Mengingat keterlambatan artikel ini dibanding kenaikan yang sudah terjadi pada saham-saham blue chips tersebut. Namun jika memang sudah uptrend, tentu saja rekomendasi baik dari analis, blogger ahli sekalipun akan bernada yang sama: buy. Apalagi kali ini investor asing sudah net buy kembali.
Oke, sekali lagi, kami yakinkan bahwa secara teknikal IHSG sudah uptrend. Namun belum sepenuhnya, mengapa demikian? Sepertinya masih banyak alasan dan kekhawatiran lainnya hanya untuk membuat statement yang optimis.
Jika Anda menebak kami akan mengatakan bahwa penyebab IHSG belum sepenuhnya uptrend adalah COVID-19 belum berakhir, Anda salah. Kami sudah pernah merilis riset kami pada Istagram WH Project @whprojectofficial bahwa kemungkinan COVID-19 tidak akan punah, hanya saja tidak akan ditakuti lagi kala vaksinnya sudah ditemukan. Yang kami khawatirkan adalah sesuatu yang, jika, terjadi bisa lebih berbahaya daripada virus, yaitu peperangan. Antara AS dan China.
Mengenai Trump bermasalah dengan negara-negara lain, itu sudah biasa. Bahkan musuh pertamanya setelah menjabat adalah Korea Utara, namun kita juga bisa belajar bahwa hampir semua ancaman Trump berakhir dengan tidak terjadi. Hanya saja, yang kali ini sedikit lebih mengancam.
Bisa Anda temukan sendiri artikelnya mengenai potensi perang dunia 3, dimana lokasi peperangan dikatakan bisa terjadi pada Laut China Selatan.
Mengapa hal ini bisa lebih menakutkan dari COVID-19? Karena jika sampai terjadi perang, maka bukan hanya ekonomi saja yang jatuh, mata uang pun jadi tidak bernilai. Dan pada saat itu, kami tidak bisa membayangkan juga bagaimana pasar modal jadinya. Namun mari kita berharap bahwa peperangan ini tidak terjadi supaya kita bisa tetap profit di pasar modal. Dan tanpa bermaksud menakuti Anda, kami mengajak Anda untuk tetap optimis namun realistis, caranya dengan up-to-date terhadap berita-berita mengenai peperangan AS – China ini. Jika tidak ada masalah, berakhir damai, Anda bisa beli saham dan tinggal tidur tanpa kekhawatiran.
Begitulah analisis kami sehingga mendapat kesimpulan bahwa IHSG sudah uptrend namun belum sepenuhnya. Semoga menambah wawasan Anda.