Setelah saham-saham konstruksi BUMN menguat, dan cukup signfikan, umumnya perhatian selanjutnya adalah pada anak-anak usahanya. Hal ini seperti ketika mengaitkan pergerakan saham INDF dengan ICBP, SSIA dengan NRCA, ASII dengan AUTO, misalnya. Asalkan ada hubungan “ibu-anak usaha” dan biasanya masih satu sektor, maka dikaitkan. Alasannya? Faktor ketertinggalan. Induknya aja naik, masa anaknya ngga?
Berpikiran begitu boleh saja, karena kebetulan kami pun menemukan potensi tersebut pada saham anak-anak usaha emiten konstruksi BUMN. berikut pilihannya. Dan ini merupakan analisis teknikal.
Pertama, PPRE, yang mungkin sudah sedikit terlambat. Trigger pergerakan saham ini awalnya adalah buy back.
Rapih sekali grafik saham ini, seolah memang dibentuk. Namun sekalipun sulit mengidentifikasi siapa bandar maupun broker yang mengakumulasi saham ini, volume yang tinggi dan stabil sejak awal kenaikan harga sudah mewakili 1 kondisi psikologi pasar yakni peminatnya banyak. Saham ini masih bisa ditransaksikan dengan target terdekat 220 – 258. Batasi kerugian pada level harga 171.
Berikutnya, WEGE, yang ini baru mulai.
Membentuk pola ascending triangle, dengan resistance pada 210, dengan kata lain jika mampu breakout maka pola ini terkonfirmasi, dan penguatan dimulai. Anda bisa mengambil start duluan pada area 194 – 206. Awasi pola ini jika terpatahkan maka akan kembali downtrend.
Terakhir, bukan anak usaha, namun ketinggalan dibanding dengan induk usaha konstruksi BUMN lainnya, WSKT.
Baru mulai menguat, dan nampak masih berlanjut. Kami menandai 2 area gap pada 770 dan 970. 770 sudah terisi, maka selanjutnya pada 970, jika kenaikan berlanjut. Batasi kerugian pada 730.