Artikel ini ditulis pada hari Kamis 25 Juni 2020.
Kini dunia tengah ramai dengan pemberitaan 2nd wave COVID-19, bursa saham pun berguguran, tidak kecuali IHSG. Padahal sebelumnya IHSG sudah memberikan harapan akan berakhirnya sentimen negatif virus ini.
Kalau kita telaah lebih lanjut, berita mengenai 2nd wave ini tidak seharusnya mengenai IHSG, karena di Indonesia, 1st wave saja belum selesai. Bagaimana kami bisa bilang begitu?
2nd wave diartikan sebagai akhir dari suatu fase yang dianggap fase pertama, kemudian terjadi lagi dengan kondisi yang sama atau lebih parah. Dan di Indonesia, belum ada kondisi yang memenuhi akhir dari fase pertama tersebut. Bahkan beberapa konspirasi mengenai data yang disembunyikan terus bermunculan. Dari situlah kami bisa katakan bahwa 1st wave di Indonesia sebenarnya belum selesai.
Nah, sekarang anggaplah pengaruh 2nd wave benar-benar kuat, dan hal tersebut ditambah parah dengan dibukanya kembali kasus Jiwasraya, membuat investor asing kembali net sell setiap hari, apakah lantas IHSG pasti jatuh?
Mari kita intip dulu pergerakan secara teknikal, namun menurut kami memang hampir bisa dipastikan jatuh jika beberapa kondisi terpenuhi.
Jika dilihat secara teknikal, sebenarnya IHSG masih uptrend, namun mulai ada gangguan, yaitu perdagangan yang sepi dan sentimen-sentimen negatif tadi. Ditambah, indikator MACD yang sudah dead cross. Mungkin Anda bertanya-tanya jika hanya bermodalkan sentimen dan bandarmology, tidakkah indikator ini bisa dibantah dengan mudah? Jawabannya memang bisa, namun berapa jumlah orang yang percaya dengan kekuatan indikator ini yang akan lebih meyakini masa jenuh sudah terjadi dan akan berlanjut dengan sell-off? Itu yang perlu dipertimbangkan.
Kami pun tidak berbeda, kami percaya bahwa jika investor ritel berani bergerak bersamaan, mereka bisa membentuk tren sendiri untuk IHSG, dan kebanyakan dari mereka lebih menguasai indaikator teknikal, sehingga hal sepele seperti ini tidak bisa diabaikan.
Lanjut, kondisi yang perlu dipenuhi sebelum memastikan IHSG akan jatuh adalah terkonfirmasinya pola rising wedge yang kami gambar pada grafik di atas. Dan saat ini level konfirmasinya berada pada 4844, yang artinya ketika breakdown dari support ini sudah mengkonfirmasi terjadinya downtrend lanjutan. Akankah separah bulan Maret yang penuh dengan trading halt? Menurut kami tidak.
Dan untuk menggagalkan pola ini dan membuat Anda bangga telah berani mengambil risiko, adalah pada resistance 5157. Jika breakout, orang lain akan ada yang panic buy, di saat bersamaan akan ada yang senang karena sudah take action duluan.
Bagaimanapun kita selalu mengharapkan pasar modal yang aman dan mudah memberikan penghasilan tambahan, optimis boleh, namun tetap realistis agar tidak perlu terkena risiko yang tidak perlu diambil. Semoga artikel ini dapat menjadi data yang membantu Anda.