Menyambut akhir tahun 2020, ijinkan kami membuat bacaan santai.
Sebenarnya memang sudah menjadi kebiasaan kami untuk membuat Outlook tahunan IHSG sebelum pergantian tahun, namun yang tahun 2020 ini agak terlalu terlambat. Aktivitas meningkat, sehingga beberapa hal tidak terkejar sesuai jadwal, namun setidaknya semua beres sebelum tanggal 1 Januari 2021.
Tahun 2020 adalah tahun yang penuh pelajaran berarti bagi kami, dan mungkin kita semua. Tentang kesabaran dan kepanikan, dan tentang prediksi yang tidak mungkin sempura (siapa sih yang tahun 2019 sudah prediksi akan terjadi pandemi?).
Dan khusus bagi kami, pelajaran tentang memegang teguh prinsip adlaah hal yang harus ditanamkan. Ada penyesalan tersendiri dimana pendiri kami (WH) mengubah target IHSg akhir tahun menjadi 6100, dimana sebelumnya dia mengatakan bahwa IHSG akan berat untuk ditutup di atas 6000 pada akhir tahun. Namun karena IHSG sempat menuju 6100, beberapa media kemudian mendesak untuk revisi (bentuknya minta target baru) dengan alasan IHSG sudah di atas 6100, alhasil, di tanggal 30 Desember IHSG benar tidak mampu menembus 6000 namun yang orang-orang ingat adalah yang sudah terlanjur direvisi. Mungkin tahun depan kami harus belajar lebih tegas lagi dalam membuat keputusan dan tidak perlu merubah jika memang tidak perlu dirubah, siapapun yang mendesak nantinya.
Yang sudah berlalu, biarlah berlalu. Semoga di tahun 2020 ini, Anda semua dan kami tentunya, sudah terpenuhi rasa penasaran akan market crash, dan bagaimana merasakan saham-saham multi bagger. Kami sendiri di akhir tahun ini mengalami pertumbuhan portofolio sekitar 30%, lumayan.
Sebelum melanjutkan artikel ini, kami mengucapkan terimakasih dan juga permintaan maaf untuk kesetiaan Anda dalam membaca Outlook harian kami dan maaf apabila sesekali ada kesalahan maupun penjelasan yang kurang bisa dimengerti. Kami berusaha memberikan bahasa yang paling “merakyat” namun bagi beberapa orang mungkin tidak tepat diterapkan untuk membahas pasar saham (ekonomi). Dan ke depannya, kami akan terus berusahan menjadi lebih baik lagi.
Tahun 2021, belum mulai namun kami sudah mendapat banyak sekali pertanyaan, lantaran prediksi kami sudah disampaikan melalui Harian DIsway, berikut gambarnya.
Obrolan tersebut sebenarnya tentang pengaruh influencer saham dan saran terhadap pengikutnya, namun judul di atasnya lebih menarik perhatian, yakni 2021 tahun SIDEWAYS. Pertanyaan pun bermunculan, kok bisa bilang sideways?
Sebenarnya kami bisa memilih untuk terdiam dan mengajak Anda untuk melihat sendiri, namun ada baiknya kami sampaikan pertimbangan kami agar dapat membantu Anda mengambil keputusan di tahun 2021, toh ini memang sesuai dengan rencana kami membuat artikel Outlook IHSG 2021.
Alasan mengapa sideways adalah karena emiten-emiten harus masuk masa penyesuaian diri, dengan adanya pesaing baru, industri baru, maupun operasional kerja dengan dan tanpa vaksin COVID-19. Ekonomi sudah mengalami restart, banyak yang kinerja keuangannya terpukul dan harus memangkas jumlah karyawannya. Hal ini membuat mereka harus memulai dari awal lagi setelah keadaan aman, dan dalam berbisnis, untuk mencetak growth ini perlu waktu lama sehingga pertimbangan kami big fund sekalipun akan lebih mengerem untuk membeli saham di harga yang lebih tinggi lagi. Sebagian dari mereka yang sudah masuk pasar pada saat IHSG berada di level 4774 pun masih berada di dalam, sehingga tahun 2021 mungkin pilihannya adalah rebalancing.
Akankah ekonomi membaik? Itu sudah jadi kepastian, karena memang tujuan setiap negara adalah ekonomi yang maju (stabil menguat, mungkin) dan kesejahteraan rakyatnya, jadi 2021 itu sudah pasti diusahakan akan terjadi recovery.
Sideways, bukan berarti semua saham akan sideways, namun sebutan sideways kami lebih kepada IHSG, Anda masih mungkin menemukan saham multi bagger namun bisa jadi jumlahnya lebih sedikit. Disarankan untuk tidak mengejar yang sudah naik signifikan di tahun 2020, sisa upside-nya sedikit alias kenaikannya lebih terbatas.
Mungkin sebagian dari Anda sedang mengincari peluang saham farmasi naik dari vaksin, hal tersebut masuk akal namun menurut kami sektor ini yang akan jatuh duluan setelah vaksinasi. Hal ini dikarenakan pelaku pasar akan mulai fokus pada sektor mana yang akan bangkit tercepat setelah vaksin menyelesaikan masalah-masalah seperti WFH dan lock down. Kemungkinan sektor otomotif, transportasi, dan properti mulai diminati. Untuk sektor yang paling lagging, kami melirik sektor CONSUMER.
Jadi saham-saham seperti ICBP INDF berpotensi menguat tahun ini, saham-saham rokok, mendapat peluang rebound terbatas, mereka masih terpukul oleh cukai.
Bagaimana dengan sektor MINING? Kami sendiri masih tanda tanya dengan wacana mengenai energi baru dan baterai listrik. Mungkin melanjutkan penguatan, namun apakah akan seperti beberapa tahun yang lalu? Akhirnya jika bicara tentang komoditas, kami lebih suka dengan AGRI (CPO) dimana harga sahamnya masih belum seheboh harga CPO-nya yang sudah menuat tertinggi 8 tahun.
Baik, kesimpulannya, outlook negatif untuk farmasi (setelah vaksinasi), dan positif untuk sektor lainnya terutama CPO. Mari kita lihat bersama pergerakan saham-saham terkait sepanjang 2021.
Salam dan semoga cuan terus!