Dari sekian banyak aksi korporasi, kami memilih untuk membahas yang satu ini. Karena unik, uniknya adalah berlawanan dengan kebiasaan emiten yang lebih condong menjual saham kepada publik (IPO, right issue, dll), justru ini malah membeli. Ya memang karena itu disebut dengan buy back, alias membeli kembali saham dari publik.
Biasanya orang-orang lebih banyak membahas perilaku investor perorangan dan institusi yang bertindak sebagai pihak luar, dan membeli saham hanya untuk mengincari capital gain, termasuk cuan jangka pendek juga. Namun bagaimana dengan kondisi dimana emiten sendiri, orang dalam perusahaan yang melakukan pembelian?
Pertama, Anda harus mengerti dulu tentang buy back ini. Sebenarnya jika Anda search di Google pengertian buy back saham, kami yakin ada banyak sekali sumber yang bisa memberikan penjelasan dan tampilan blog yang lebih bagus dari kami.
Dan kami juga tidak akan meng-copas tulisan mereka, hargai keaslian dan kreativitas masing-masing penulis. Kami menganggap Anda sudah mencoba mencari pengertian buy back saham di sumber lain dan di sini, kami hanya menambahkan kesimpulan kami berdasarkan pengalaman bahwa buy back saham dilakukan oleh emiten karena mereka meyakini bahwa harga saham akan naik di waktu yang akan datang. Mengapa begitu? Ya pemikiran logis saja, jika tidak yakin, maka lebih baik dana berlebih itu digunakan untuk ekspansi bisnis saja, bukan malah mengurangi likuiditas dengan mengurangi saham di publik. Anda juga jika ditawarkan berbisnis dari nol, atau membeli saham yang (misalnya) sudah diyakini akan naik harganya, kemungkinan besar juga akan memilih membeli saham, bukan?
Jadi yah itulah keunggulan dan makna dari buy back saham. Ibaratnya, emiten sendiri sudah meyakini bahwa harga saham mereka akan naik atau prospek cerah di masa yang akan datang, jadi tanpa bantuan analis atau mentor pun Anda sudah diberikan sinyal potensi kenaikan harga.
Bagaimana jika keyakinan mereka meleset? Bisa saja hal tersebut terjadi, namun biasanya digantikan dengan pemberian dividen. Jadi pada saranya buy back saham dilakuakn karena adanya potensi keuntungan yang lebih besar daripada melakukan ekspansi.
Dari sudut pandang pasar, biasanya ada anggapan kurang baik dari buy back ini. Karena dengan dilakukannya buy back, saham akan menjadi semakin tidak likuid. Ibaratnya, nanti Anda akan lebih mudah membeli namun sulit menjual karena bid offer yang semakin menipis. Hal ini tidak bisa dibantah, walaupun sebenarnya tentang likuiditas, kami percaya bahwa ketika tren sudah terbentuk maka likuiditas akan terbentuk dengan sendirinya. Anda mungkin sudah pernah mengalami hal ini. Ketika harga saham naik, bid-nya tebal-tebal, namun ketika akan menurun, bid perlahan menghilang.
Apa yang terlihat saat buy back saham berlangsung? Secara teknikal, chart yang umumnya membentuk sideways, karena saat melakukan buy back, emiten mengincar harga bawah. Ketahui bahwa tujuan emiten melakukan buy back adalah adanya keyakinan harga saham akan naik di waktu yang akan datang, jadi bukan mereka yang menaikkan harga. Di masa buy back emiten akan menadah di harga tertentu yang mereka inginkan dan chart akan terlihat sideways.
Secara bandarmology, sayangnya data kode broker akan ditutup. Seharusnya Anda bisa melihat adanya pembelian berkala dari broker tertentu, yang merupakan broker yang ditunjuk untuk melakukan buy back. Dari sinilah teori kami tentang broker consistency datang.
Di sisi lain, buy back saham adalah bentuk akumulasi, dengan pihak yang melakukan akumulasi adalah orang dari perusahaan sendiri. Namun akumulasi yang dilakukan oleh mereka agak lebih santai, jadi maksudnya adalah anggaplah Anda sudah beli sahamnya dan Anda tahu sedang buy back, Anda harus bisa sabar dan berikan waktu untuk emiten mengolek sahamnya. Mereka punya masa waktu pembelian saham dan jumlah dana yang dialokasikan. Dana tersebut tidak mungkin dihabiskan dalam 1 hari.
Kesimpulannya, sebenarnya buy back saham ini menguntungkan bagi emiten dan bagi investor ritel yang pada dasarnya hanya mengikuti tren dan arus dana saja. Jika tidak bisa mengikuti tren secara jelas, dan tidak bisa membaca arus dana (jika nanti tidak ada kode broker), buy back saham bisa jadi pilihan tambahan.
Jika Anda bermaksud menanyakan kami bagaimana performa saham yang di-buy back, kami tidak bisa memberikan data pasti karena kami tidak mengikuti saham aksi buy back, dan kami baru punya 1 video tentang buy back ini dengan hasil trading-nya. Namun tidak ada jaminan bahwa semua saham yang buy back pasti performanya sama.
Video YouTube yang membahas tentang buy back saham.
Bagaimana menurut Anda? Pilihan selalu kami kembalikan pada pembaca masing-masing, jika Anda punya metode trading sendiri yang lebih menguntungkan, abaikan saja artikel ini.